Public Speaking | “The most precious things in speech are the pauses.” ~ Sir Ralph Richardson.
Seorang penulis memiliki sejumlah alat yang dapat mereka gunakan untuk membuat tulisan mereka lebih mudah dipahami: tanda baca, judul, kapitalisas, miring, huruf tebal, paragraf, dll. Namun, seorang pembicara tidak memiliki alat ini. Untuk membuat pidato mereka lebih dimengerti, mereka mengandalkan dua hal: intonasi (perubahan nada suara) dan jeda. Nah, kali ini kita akan bahas soal jeda.
Memberi Ruang bagi Audiens untuk Refleksi
Jeda memberikan kesempatan pada audiens untuk memikirkan apa yang pembicara katakan. Mereka memproses ide Anda saat Anda diam bukan saat Anda berbicara. Bahkan jeda satu detik pun dapat memberikan mereka waktu untuk menyerap apa yang Anda katakan. Tanpa jeda, audiens bisa kewalahan dan kehilangan jejak dari pesan yang ingin Anda sampaikan.
Persiapan untuk Punchline
Jeda juga merupakan cara yang bagus untuk menyampaikan punchline lho. Berpidato ibaratnya seperti penyaluran energi antara Anda dan audiens dan jeda adalah sebuah ‘bendungan’. Dengan jeda, Anda dapat menahan dan membangun Kembali energi sebelum melepaskannya dalam bentuk punchline. Semakin lama jeda, semakin banyak energi yang Anda bangun dan semakin kuat punchline-nya.
Baca juga : Peran Komunikasi dalam membangun kepribadian
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Jeda membantu Anda merasa nyaman dengan kata-kata yang katakan dan bagaimana cara Anda mengatakannya. Jeda memberi Anda waktu untuk menarik dan menghembuskan napas. Meluangkan waktu untuk ‘bernapas’ adalah prinsip komunikasi yang penting, tetapi sering dilupakan.
Jika Anda tidak memberi jeda selama pidato, kata-kata yang keluar akan terkesan terburu-buru dan terasa dipaksakan. Padahal di depan audiens, Anda ingin terlihat percaya diri, santai, dan mampu mengendalikan diri agar pesan bisa tersampaikan sepenuhnya. Dengan jeda, Anda bisa mewujudkannya.
Memudahkan Anda untuk Bereaksi Terhadap Situasi
Sebagai pembicara, Anda bertanggung jawab untuk melibatkan audiens dan terhubung dengan mereka untuk memastikan bahwa pesan Anda diterima. Ketika Anda menyadari audiens mulai tidak tertarik dengan penampilan Anda, berhenti sejenak bisa menjadi cara yang efektif untuk menarik mereka kembali. Menjeda juga memberi Anda waktu untuk berpikir dan menyusun strategi pendekatan yang berbeda jika Anda perlu terhubung kembali dengan audiens.
Akhirnya jeda bertindak sebagai koma, titik, dan spasi antar paragraf. Koma adalah jeda singkat, titik adalah jeda yang lebih panjang dan spasi antar paragraf adalah jeda yang lebih panjang lagi. Sama seperti artikel, jika tanpa koma, tanda titik, dan tanda baca lainnya, maka akan sulit dipahami, demikian juga pidato tanpa jeda.
Jika Anda ingin mengetahui cara presentasi yang hebat, klik DISINI dan temukan jawabannya.
Tingkatkan kemampuan diri Anda dengan klik www.publicspeakingacademy.co.id atau Untuk menanyakan mengenai Training Public Speaking silahkan hubungi Ms. Cheristine 0812 4950 909.
Sumber:
https://publicspeakingforlife.com.au/2017/02/08/precious-speech-pauses-ralph-richardson/
https://www.speakeasyinc.com/the-power-of-the-pause-making-silence-work-for-you/
Recent search terms:
- https://belajarpublicspeaking com/pentingnya-memberi-jeda-saat-berpidato
Originally posted 2022-01-17 11:43:34.
Recent Comments