Public Speaking | “The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn.” –Alvin Toffler
How VUCA Is Reshaping The Business Environment, And What It Means For Innovation judul artikel yang di tulis oleh Sunnie Giles penulis tetap di kanal forbes mengatakan bahwa dalam kondisi VUCA, kemampuan yang dulunya di butuhkan dalam era industry menjadi “tidak di butuhkan” lagi. Sehingga pemimpin di tuntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan baru.
Johansen, B dalam paparannya berjudul exploiting Future Uncertainty with VUCA Prime, mengatakan bahwa konsep di situasi seperti ini, maka organisasi perlu untuk adaptif dan tangkas dalam beberapa hal :
1. Create an environment of openness that values innovation, diverse perspectives, and experimentation.
2. Identify weak indicators that forecast shifts in customer loyalty or opportunities enabled by new technology
3. Conduct interactive dialogues that put new ideas into context of the company’s work and translate new information into differentiating capabilities
4. Explore business challenges to find the learning gaps for individuals, teams, and the organization’s practices, processes, and systems
5. Strengthen thoughtful decision making in the organization
Salah satu poin kunci dari kelima hal di atas adalah kemampuan dialog pemimpin untuk menggali ide baru sehingga dapat menghasilkan terobosan dan peningkatkan produktiftas, sejalan dengan penelitian dari Aysha Sadia, dkk dalam jurnal the Relationship between Organizational Communication and Employees Productivity with New Dimensions of Effective Communication Flow yang mendapati bahwa keterkaitan erat antara efektif komunikas dengan produktifitas.
Baca Juga : 6 Tips Meningkatkan Motivasi Semangat Kerja
Pemaparan Dr. Cad W. Shannon dalam disertasi doctoral nya yang berjudul Effective Management Communication Strategies, bahwa tiga strategi komunikasi ini di lakukan oleh beberapa manajer yang terbukti meningkatkan produktifitas dari tim mereka :
1. Coaching Employees
Catatan dari Sir John Whitmore menyebutkan coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Cobalah untuk membentuk grup coaching dengan tim yang ada, sehingga Anda dapat memaksimalkan potensi yang mereka, miliki sekaligus menuntaskan tantangan yang selama ini mereka hadapi.
Ingatlah prinsip dari Theodore Roosevelt “People don’t care how much you know until they know how much you care”
2. Motivation
Hal kedua adalah komunikasi dalam bentuk motivasi kepada tim. Pendekatan terhadap motivasi dapat berdasarkan kebutuhan dari tim Anda dan untuk menggali kebutuhan Anda dapat menggunakan teori hierarki- Maslow, teori dua faktor Herzberg atau teori kebutuhan Mc-Clelland. Menyentuh tombol motivasi yang tepat akan membut mereka bergerak.
3. Consistency
“Consistency is the true foundation of trust. Either keep your promises or do not make them.” ― Roy T. Bennett
Konsistensi merupakan sebuah value di mata tim Anda. Konsisten dalam membantu tim untuk mengeluarkan potensi terbaik dengan coaching dan mendorong mereka melalui motivasi hal ini akan membangun kepercayaan dan kedekatan.
Pernyataan dari salah satu manajer saat di wawancarai oleh Dr. Cad W. Shannon dalam proses penelitiannya, mengatakan “Consistently communicating and involving my employees brings out loyal, creative, and healthier employees who then become engaged” ikuti Workshop Public Speaking Mastery dengan daftarkan diri Anda DISINI atau bisa langsung hubungi Ms. Isabelle (0811 3440 909).
Semoga Bermanfaat!
Originally posted 2022-04-14 10:26:57.
Recent Comments